Penghitungan bilangan oksidasi (biloks) di SMA selama ini sangat jarang diterapkan dalam senyawa organik. Penyebab lainnya adalah dalam setiap reaksi redoks dalam senyawa organik juga jarang sekali disinggung dan jarang mengaitkannya dengan berapa perubahan biloks pada unsur-unsur dalam senyawa organik yang terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi itu. Kebanyakan penentuan biloks hanya terjadi pada senyawa-senyawa ionik saja. Lalu bagaimana kita bisa menentukan biloks untuk unsur-unsur dalam senyawa organik? Berikut ini contoh penerapan menentukan biloks unsur dalam senyawa organik.
Ketentuan umum dalam penentuan biloks pada bahasan selama ini masih berlaku, seperti O umumnya biloks-nya -2, H biloks-nya +1, N biloks-nya -3, S biloks-nya -2 dan seterusnya. Pada senyawa organik yang biasanya terdapat rangkaian ikatan C-C baik ikatan tunggal, ikatan dobel, ikatan tripel nilainya dihitung 0 (nol). Bilangan oksidasi C ketika dalam senyawa organik yang kemudian mengalami reaksi redoks biasanya menggunakan total biloks C pada senyawa tersebut, kecuali disebut lain 🙂
View original post 319 more words